Rabu, 23 Mei 2018

Perkembangan Pariwisata Yogyakarta - Part 2 (END)


Setelah kita bahas Yogyakarta pada part 1, Yogyakarta memiliki berbagai macam adat dari setiap daerahnya, Contohnya adalah :

1.Upacara Sekaten
       Menurut sejarahnya, perayan Sekatan bermula sejak zaman kerajaan Islam Demak. Meski sebelumnya,ketika jaman pemerintahan Rajan Hayam Wuruk diMajapahit, perayaan semacam Sekaten yang disebut “SRDAAGUNG” itu suda ada.Perayaan ang menjadi tradisi    kerajaan Majapahit tersebut,berupa persembahan sesaji kepada para dewa,disertai dengan mantra-mantra, sekaligus untuk menghormati arwah para leluhur.


  2.  Upacara Garebeg
 Garebeg adalah upacara adat Kraton Yogyakarta yang diselenggarakan tiga kali dalam satu tahun untuk memperingati hari besar Islam. Mengenai Istilah Garebeg,ini berasal dari bahasa Jawa “Grebeg”, yang berarti “Di iringi para pengikut”. Pengertian lain mengatakan bahwa Gunungan itu di perebutkan warga masyarakat ang berarti di Grebeg atau Garebeg. Pelaksanaan upacara Tersebut bertepatan dengan hari-hari besar Islam seperti :
·         Garebeg SYAWAL
·         Garebeg Besar
·         Garebeg Maulud



  3.    Upacara Labuhan
            Yang dimaksud Upacara Labuhan (Laut),yaittu upacara melempar sesaji dan benda-benda Kraton kelaut untuk di persembahkan kepada Kanjeng Ratu Kidul. Upacara tradisional Labuhan bermula sejak jaman Panembahan Senopati di mataram Kotagede.Upacara tersebut sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilanya dalam memimpin Kerajaan Mataram Kota gede,yang masih tetap dilestarikan oleh para raja-raja  KesultananYogyakarta.
Adapun Upacara Labuhan ini ada tiga jenis,yaitu :
·         Labuhan ageng
·         Labuhan Tengahan
·         Labuhan Alit.


  • Makanan Khas Yogyakarta
      Berbicara soal pelesiran , tentu tidak terlepas  dari yang namanya oleh-oleh yang dibeli dari kota tujuan wisata . Memandang  dari kebiasaan para turis  secara berulang-ulang dari tahun ke tahun yang berkunjungi ke suatu daerah, tentu ada saja oleh-oleh yang senantiasa  mereka bawa pulang ke rumah tidak berubah dari waktu ke waktu karena memang ciri khas sebuah daerah itu . Begitu pula dengan kota  Yogyakarta yang menyimpan banyak oleh-oleh khas Jogja yang mesti dibeli, berikut top ini  8 pilihan yang bisa jadi refensi bagi anda.


1. Gudeg
Tidak salah  memang kalo  kota Yogyakarta digelari  kota gudeg karena makanan yang merakyat ini sudah sangat  populer dinusantara. Orang  sangat ingat akan rasa manisnya serta sambal kreceknya. Walaupun  tidak seluruh  lidah orang Indoensia suka  akan manis, akan akan tetapi tetap saja Gudeg menjadi pilihan utama oleh-oleh turis  untuk dibawa pulang ke daerahnya masing-masing.  Oleh karena itulah , tidak dikatakan berwisata ke jogja jikalau tidak merasakan enaknya  gudeg serta menjadikannya oleh-oleh.
Salah satu tujuan untuk menikmati hidangan ini ialah Kampung gudeg wijilan tempat ini menjadi tujuan utama wisata kuliner sebab  ada banyak kios bakul gudeg yang melegenda sejak zaman dahulu kala , salah satunya yang kudu anda coba adalah Gudeg Yu Djum. Anda bisa membeli  gudeg kering agar lebih awet dan bisa di bawa pulang sebagai oleh-oleh.


    2.  Bakpia Pathok
Bakpia berasal  dari kampung Pathok, sudah sangat melegenda se-nusantara hingga menjadi oleh-oleh khas Jogja/ Yogyakarta yang tidak pernah  luput jadi  yang dicari oleh setiap  wisatawan. Dari Kampung inilah , industri rumahan bakpia ini mulai menjadi berkembang, sehingga jangan heran setiap rumah membikin dengan merek bakpia sendiri sesuai dengan nomor rumah mereka. Maka kita  akan menemukan  bakpia Pathok 75 sebab  memang  diproduksi oleh nomor rumah 75. Sekarang ini makin banyak industri bakpia dengan aneka rasa lebih kreatif  seperti bakpia rasa  buah duren serta rasa  keju, yang diproduksi   oleh Bakpia Merlino. Selain  produk bakpia Merlino serta Bakpia 75, kami rekomendasikan juga buat anda untuk membeli  BakpiaPia Djogdja yang waktu lalu menjadi official snack pada acara  pernikahan putri keraton jogja.
Bakpia ini menjadi olehnoleh yang wajib dibawa oelh setiap wisatawan yang berkunjung kekota jogja karena selain rasanya yang lezat dan beraneka ragam rasa dan yang pasti harganya berpariatif sesuai dengan kondisi keuangan anda.



    3.  Geplak
Salah satu kuliner kota  jogja bercitarasa manis yang mesti  anda beli untuk  dibawa sebagai oleh-oleh adalah geplak. Selain karena makanan ini  khas kota  bantul itu kering serta awet , geplak tidak hanya  akan anda temukan di Luar kota jogja. Namun Hampir  disetiap toko oleh-oleh memajang  makanan geplak ini  di bagian  depan agar  menjadi daya tarik dan  perhatian  untuk orang  yang mampir membelinya sebab  warna-warninya itu bisa memikat bagi siapa saja yang melihatnya. Sejarah geplak  itu sendiri tidak lepas dari banyaknya pabrik gula, perkebunan tebu serta  kelapa yang ada di  kota Bantul, sehingga rasa manisnya benar-benar alami dan  menyengat.
Terlepas dari masih banyaknya sekali oleh-oleh khas Jogja / Yogyakarta yang layak dan cocok  untuk dibawa pulang kedasal daerah kota asal anda , namun paling tidak dari  pilihan yang kami berikan  di atas, harus anda cocok dan membelinya sebagai kenang-kenangan  yang tak terlupakan menunjukan  bahwa anda pernah datang ke kota  Jogja.


4. Salak Pondoh
Salak Pondoh sudah  ditanam di Jogja sejak tahun  1917, tepatnya  berada di desa Kapanemon, Tempel, kota  Sleman. Kemudian dibuak agrowisata Salak Pondoh di Turi yang merupakan pusat perkebunan salak berkualitas. produksi Salak  pondoh ini sangat banyak melimpah mulai November s.d  januari, sehingga harganya  sangat murah. Alternatif  dari pemanfaatan hasil panen yang  melimpah, biasanya salak ini diolah menjadi beraneka ragam makanan seperti menjadi keripik, serta dodol salak. Untuk itulah , selain bisa berwisata ke daerah  agrowisata salak pondoh, anda bisa  beli oleh-oleh berupa produk olahan salak dan buah salak itu sendiri. Tentunya oleh-oleh ini sangat dinantikan oleh keluarga anda didaerah karena memang sudah menjadi kebiasaan slk pondoh ini wajib dibeli baiar orang yang dirumah tidak kecewa.
 


Sumber         : https://talkekaprasetya.wordpress.com/2014/07/09/budayamakananciri-khas-yogyakarta/
Penulis        : Intan Pratiwi
Penyunting  : Rita Santoso





Selasa, 22 Mei 2018

Perkembangan Pariwisata Yogyakarta - Part 1


DIY adalah sebuah daerah otonomi setingkat propinsi, satu dari 26 daerah Tingkat I yang ada di Indonesia. Propinsi ini beribukota di Yogyakarta, sebuah kota yang kaya predikat, baik berasal dari sejarah maupun potensi yang ada, seperti sebagai kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, dan kota pariwisata. Menurut Babad Gianti, Yogyakarta atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa) adalah nama yang diberikan Paku Buwono II (raja Mataram tahun 1719-1727) sebagai pengganti nama pesanggrahan Gartitawati. Yogyakarta berarti Yogya yang kerta, Yogya yang makmur, sedangkan Ngayogyakarta Hadiningrat berarti Yogya yang makmur dan yang paling utama. Sumber lain mengatakan, nama Yogyakarta diambil dari nama (ibu) kota Sanskrit Ayodhya dalam epos Ramayana. Dalam penggunaannya sehari-hari, Yogyakarta lazim diucapkan Jogja(karta) atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa). Sebutan kota perjuangan untuk kota ini berkenaan dengan peran Yogyakarta dalam konstelasi perjuangan bangsa Indonesia pada jaman kolonial Belanda, jaman penjajahan Jepang, maupun pada jaman perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Yogyakarta pernah menjadi pusat kerajaan, baik Kerajaan Mataram (Islam), Kesultanan Yogyakarta maupun Kadipaten Pakualaman. Sebutan kota kebudayaan untuk kota ini berkaitan erat dengan peninggalan-peninggalan budaya bernilai tinggi semasa kerajaan-kerajaan tersebut yang sampai kini masih tetap lestari. Sebutan ini juga berkaitan dengan banyaknya pusat-pusat seni dan budaya. Sebutan kata Mataram yang banyak digunakan sekarang ini, tidak lain adalah sebuah kebanggaan atas kejayaan Kerajaan Mataram.
Sebutan Yogyakarta sebagai kota pariwisata menggambarkan potenssi propinsi ini dalam kacamata kepariwisataan. Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, bahkan, yang terbaru, wisata malam. Predikat sebagai kota pelajar berkaitan dengan sejarah dan peran kota ini dalam dunia pendidikan di Indonesia. Di samping adanya berbagai pendidikan di setiap jenjang pendidikan tersedia di propinsi ini, di Yogyakarta terdapat banyak mahasiswa dan pelajar dari 26 propinsi (dulunya 27 propinsi sebelum Timor Timur keluar dari negara kesatuan Indonesia) di Yogyakarta.
Tidak berlebihan bila Yogyakarta disebut sebagai miniatur Indonesia. Disamping predikat-predikat di atas, sejarah dan status Yogyakarta merupakan hal menarik untuk disimak. Nama daerahnya memakai sebutan DIY sekaligus statusnya sebagai Daerah Istimewa. Status Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa berkenaan dengan runutan sejarah Yogyakarta, baik sebelum maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Kota Jogja di Indonesia menjadi salah satu destinasi favorite kunjungan wisata. Dan sebelum anda berlibur dan berkeliling menikmati tempat wisata yang populer di kota Jogja ini, ada baiknya mengenal terlebih dahulu beberapa hal yang menjadi faktor identik pusatnya budaya Jawa ini.
Adapun beberapa hal yang menjadi karakteristik kota Yogyakarta, yaitu
  1. Pusat kerajaan Jawa yang masih eksis hingga sekarang. Yogya memiliki obyek wisata Keraton yang bukan merupakan peninggalan, tetapi memang masih memerintah wilayah tersebut hingga sekarang. Makanya wilayah ini disebut “Daerah Istimewa”.
  2. Merupakan kota pelajar. Jogja sering disebut juga sebagai kota seribu kampus, karena banyaknya universitas dan sekolah tinggi lainnya.
  3. Memiliki banyak sebutan. Ada yang menyebutnya: Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta. Sangat jarang di Indonesia ada sebuah kota yang sebutannya banyak dan semuanya sering digunakan.
  4. Memiliki nama jalan yang terkenal yaitu Jalan Malioboro. Baik turis asing maupun domestik yang pernah berkunjung ke kota ini, pasti ada saatnya melintasi jalan ini.




Penulis : Intan Pratiwi
Penyunting : Rita Santoso